potpoury memory

Tak ada alasan khusus mengapa Puan melewati kota itu dalam perjalanan pulangnya dari sebuah trip. Ada banyak jalan dan kota yang ia tempuh, tapi entah mengapa ia harus melalui kota ini. Kota yang membangkitkan kenangan masa kecil dan sedikit mengorek luka masa remaja.

Tapi duduklah ia di balik jendela buram bis yang telah melalui banyak kota sebelumnya. Ia memendang mencari-cari apa yang bisa ia ingat. Mencari-cari wajah yang mungkin ia kenal, atau, satu-satunya wajah yang mungkin ia kenal di kota itu.

Geplak, intip, madumongso. Hanya itu yang ia lihat.

Ia menjulurkan pandangan jauh ke antara para petani yang sedang menanam di sawah, para pengukir yang baru memulai bekerja, para empunya toko yang membuka tokonya, pada para pengais becak dengan bentuk becak yang tidak biasa ia temui si kotanya. Lalu melintas id matanya:

Jalan Raya Solo-Jogja

"AH, kota ituterlewat sudah," gumam Puan dalam pikirnya. Puan diam diam memahat kata "sudah,, sudah," dalam pikiran dan hatinya. Karena ia tahu betul, ada banyak alasan mengapa mereka yang hadir di masa lalu tidak kembali di masa ini, bahkan mungkin masa depan. Sekali lagi ia mengatakan dalam diamnya, "it's time to let go."

Mungkin Puan lupa, bahwa di kamarnya telah menyebar bau primrose potpoury, tutupi aroma potpoury sebelumnya..***

Comments