takdir buat armi















"Takdir yang bisa diubah manusia itu enggak ada, kalaupun kita mikir kita sudah merubah takdir, sebenernya emang sudah ditakdirkan kita berbuat gitu,"




kata armi malam itu. saya setuju dengan konsep bahwa segalanya sudah ada yang mengatur, hanya jalan menuju takdir kita itu yang harus kita susuri dan cari sendiri. walau saya tidak setaat teman saya itu, saya percaya sama tuhan saya, tuhan kami.

tidak lain mengenai masa depan, mengenai pekerjaan, mengenai beloved ones, yang menjadi topik pembicaraan malam itu sampai lipa waktu. anehnya, kami selalu kontak di facebook dan sms tapi begitu bertemu sepertinya banyak sekali yang tumpah belum pernah diceritakan. komunikasi langsung memang ichiban!

dan sampailah pembicaraan kita pada takdir itu, yang mana sampai sekarang kami sedang menjalaninya, dengan sabar, diusahakan sabar, dan kadang dipaksakan sabar, diselingi sushi, es krim rasa kacang merah, nasi kebuli, smooties, dan lasagna.

"Aku udah berdoa sungguh-sungguh, mungkin usahanya yang kurang yah," armi bilang. Dan dalam hati saya berpikir, sepulang dari dakken malam itu, "usaha saya sudah sungguh-sungguh, doa saya yang kurang," pikir saya dalam hati. ah, mari.. mari.. kita praktekkan apa yang dibilang sama dokter meredith grey,


"and like a child, we never lose hope...."

Comments

  1. kalo kata lagu sih Takdir memang kejam

    ReplyDelete
  2. lha, kan lagunya diralat wan, jadi "takdirku yang hilang" atau "kasihku yang hilang" yah? hahahahaha!!

    ReplyDelete
  3. Aduuuhh achilles jadi malu..emang ya, ngga kerasa pas ngobrol meni begitu serius.. padal tadinya cuma hahahehe.. jadilah di dakken malam itu jam 7 sampe jam 9.. padal mah makannya ngga abis.. hihi..

    tapi ngobrol2nya memberikan pemikiran2 baru.. intinya, ayo semangat, masi banyak mimpi2 niii.. =)

    ReplyDelete
  4. yup, lets not lose hope :D
    hahaha, iya, dan kalau si ayah aku tak menilpun pasti akan lebih lama,
    cu next time yah,, kayaknya pingin makan ramen deh mi :D

    ReplyDelete
  5. Takdir yang hilang jadinyaaa kalo kata desy ratnasari mah..

    ReplyDelete
  6. ...ga pernah ngerti masalah takdir. saking ga ngertinya, jadi males nanya, duluan mana takdir sm usaha. kalo misalnya lagi gagal juga, suka jalan terus...sambil mikir bagian mana yang bikin gagal...sekuat mungkin ga mau nyambungin soal ini gara2 takdir ato bukan. takut soalnya, takut ga kemana-mana.

    lagian juga (ceunah) bukan urusan manusia mikirin itu...nya bae kalo pengennya dia kaya gitu (tapi mun saya geus maot, tingali we urang bakal loba ngajukeun pertanyaan ka si Eta!).

    ReplyDelete
  7. hihi, semoga ada kesempatannya buat Q and A yah bo :D
    iyasih, mumet kalau mikirin beginian, tapi ada satu adegan di film apaaa gitu aku lupa. Ada satu orang yang meragukan tuhan dan mengapa manusia butuh agama, semua pertanyaan dia sangat wajar, sangat saya. Dan si lawan bicaranya juga bukan orang yang taat, tapi dia percaya, dan dia hanya bilang "human needs something to believed in, something greater to hope for, aren't we?" dan di situ aku pikir, "right, its a matter of choice. so chose whatever you want. and i chose to believe," begitu pikir saya, sampai sekarang. No big-y at all :p

    ReplyDelete
  8. @efi&dyah.. hihi betule setelah dicekal baru deh diganti, padahal apa salahnya yah bilang takdir memang kejam, toh kadang manusia emang mikir gitu. Ahh di kitamah orang2nya banyak yang sensi sih, dikit2 dicekal atau disomasi xp

    ReplyDelete
  9. takdir emang ga bisa diubah tapi nasib bisa....

    ReplyDelete
  10. jadi inget pelajaran agama waktu sma enggak sih? hehehehe :p

    ReplyDelete
  11. masih-masih tapi pelajaran agama di sekolahku kan ga sesuai kurikulum... beda sendiri.... XD

    ReplyDelete

Post a Comment