morning of the (supposed to be) glorious life

chapter 8 : did you change yourself or did live change you?

"in the arms of the night i will surrender.
for what will i dream it doesn't matter.
as long as when i wake up everything will be better.
amen."



"Kamu berubah?"
Tanya seorang teman.
"Ya," jawab saya mantap. "Karena hidup juga berubah," tambah saya.


O
brolan kami singkat. Tapi karenanya saya jadi tahu kalau saya, tidak sendiri. Maksudnya, hal yang saya obrolkan dengan dia bukan masalah alien. Sesuatu yang sangat wajar, hanya, saya kali pertama ini mengalaminya.

Yang dia katakan malam itu, masuk akal. Saya pun sempat berfikir begitu. Pada intinya untuk mengatasi masalah manusia harus berkomunikasi. Dan kami, punya alasan masing-masing mengapa belum pula mengatasi ini dengan baik.

Saya merasa, saya tahu bagaimana akhirnya. Saya tidak ingin melewati prosesnya. Dan itu, membuat saya gagal sebagai lulusan fakultas komunikasi.

Malam itu juga, kali pertama saya mengaku, kalau saya berubah. Sejak dulu saya bukan tipe muluk-muluk, saya pikir saya cukup realistis. Idealisme saya enggak ala Disney. Lebih sederhana, tapi tidak apa adanya. Saya punya banyak impian, walaupun sekarang tampak tidak masuk akal, tapi saya pikir, harus saya coba wujudkan, sebelum mati.

Dan saya berubah. Saya lebih berani menegaskan kalau hanya saya yang bisa menolong dan menyabotase diri saya sendiri. And stop acting like a vulnerable victim. I will stand up for myself, coz in this life, the only one who can help me, is ME.

Comments

  1. hehe..cil suatu kali tante ipar saya cerita. Dia punya bawahan di bank yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik meskipun pernah kuliah di fakultas komunikasi. Dan buat saya gagal sebagai lulusan fakultas komunikasi bukan masalah besar, sebab komunikasi bukan cuma masalah pendidikan, tapi juga masalah keberanian. Keberanian buat bertanya sama diri sendiri, sama orang lain, sama hidup. Yang jadi masalah terbesar adalah banyak orang yang sekarang gagal menjadi manusia sebab tak sadar kalau hidup itu berubah dan mimpi itu ada (terpengaruh film tooth fairy..hahahaha). Menyadari perubahan dan tetap bermimpi juga butuh keberanian loh. Dan sepertinya kamu punya itu

    ReplyDelete
  2. *awww, langsung berkaca-kaca

    sayangnya, setiap perubahan dan impian seringkali malah menjauhkan kita dengan beberapa hal. dan kita pasti akan selalu ditunggu di persimpangan, dibuat harus memilih. dan kita, dipaksa untuk berani. kalau tidak, siapa yang mau bantu kita buat berani? enggak ada yang bisa membantu kita memilihkan pilihan yang ditawarkan oleh hidup (bahasa sinetron sekali) *hahaha.

    ReplyDelete
  3. hehehe...kadangkala kita lupa, kita meminta apa yang tidak bisa diberikan oleh hidup

    ReplyDelete

Post a Comment