yang sudah patah
...
"yang sudah patah,
tidak bisa kembali direkatkan,"
pikir saya. Lalu beraktifitas seperti biasa hingga siang, hingga siang itu tiba. Saya buka perlahan tas flashy hitam kumal, di dalamnya, di bagian yang paling dalam, ketika saya rogoh saya menggenggam sebatang coklat. coklat yang pagi tadi patah, yang sejak ia berikan sudah patah, terlalu kencang digenggam dan dipaksakan masuk saku, jadi patah. Saya genggam coklat patah itu, saya genggam dengan perasaan yang sama patahnya dengan si coklat.
"yang sudah patah,
tidak bisa kembali direkatkan,"
pikir saya. Lalu saya letakkan kembali di dalam tas, di bagian yang paling dalam. Lalu dia datang menjemput, mengantar saya pulang, dengan obrolan seadanya seperti biasa, dengan obrolan yang diada-adakan seperti biasa, tentang hayalan dan masa depan. tentang pendapat, tentang dunia, tentang dunia sempit yang kita hidup di dalamnya. Saya peluk tas saya, dan sembari tertawatawa saya berpikir,
"yang sudah patah,
tidak bisa kembali direkatkan,"
pikir saya. Lalu kembali ke dalam obrolan. Tidak langsung ke rumah, dia membawa saya ke rumah temanyya, entah untuk tujuan apa. Yang pasti, lambat tetapi pasti, diam-diam dia menyusupkan saya ke dalam hidupnya, dia membuat saya bagian dari hidupnya, hanya untuk dipatahkan. Hanya agar saya menjadi salah satu orang yang akan bercerita tentang dia ketika suatu saat ada orang yang berminat untuk membuat biografinya. Toh, dia selalu bermimpi mati muda dengan pencapaian. Selama dia mengobrol dengan temannya saya tatap tas saya dan berpikir,
"yang sudah patah,
tidak bisa kembali direkatkan,"
pikir saya. Lalu sore menjelang, dia bertanggungjawab mengajak saya pulang. Di rumah saya rogoh tas saya, bagian dalam tas saya, bagian yang paling dalam. Saya genggam coklat yang sudah patah itu, saya genggam dengan pikiran..... tapi dia tidak patah! ketika saya buka, patahannya sudah merekat. Coklat yang patah kembali utuh, tapi rupanya menjadi tidak karuan, bentuknya tidak lagi seperti semula. Ia utuh tapi tak indah wujudnya, tapi ia utuh, tapi ia tak seperti semula.
"yang sudah patah,
bisa kembali direkatkan,
tapi tidak akan serupa seperti semula"
pikir saya. Lalu saya tatap dia, dan saya katakan "yang sudah patah, bisa kembali direkatkan, tapi tidak akan serupa seperti semula," dan dia tersenyum, mengangguk setuju.
"karena yang sudah,
tidak akan menjadi yang akan".
*ditulis ulang dari pengalaman kelas dua sma, di gardujati,
karena pemikiran yang berulang.
mmmm... acil bagus cil. kisah lalu mang tetap update yah dan aman buat diangkat. hehe
ReplyDeletehihi, perlahan berulang gitu ta, aneh tapi nyata.
ReplyDeletedan tentu saja aman, karena yang "sudah" tidak akan menjadi yang "akan".
hihi. tengkyu ta :D
aiihh.. dalem, cil. semoga jadi pengalaman berharga buat pembelajaran hidup kita semua :)
ReplyDeleteamin...kayak aku abis ceramah aja komentarnya hahaha :D
ReplyDeleteiyah dalem, ada di bagian dalam, di bagian yang paling dalam.
hehe :p
sejarah pasti berulang..
ReplyDeletemakanya kita belajar sejarah ye dan SPMB ada soal sejarah
sayangnya sejarah juga bisa direkayasa yah ta, hihihi :p
ReplyDeletejadinya percuma saya hafal2 sejarah waktu sd eh banyak yang terbukti salah :p
tu juga salah satu pembelajarannya cil.. kalo sejarah tergantung sapa yang memandang, termasuk sejarah diri kita.
ReplyDeleteterkdang kita mikirnya apa, ternyata orang yang liat kita mikirnya apa. heheh
setuju nita..................!
ReplyDeleteseperti kisah ini, mungkin samasekali enggak berarti dan tidak mengajarkan apa-apa bagi tokoh "dia" dalam kisah saya ini. hahahahaha (ketawa rada miris :p)
bener bener. dua ibu jari untuk acil
ReplyDeletenice story :) iya kadang kita ngerasa gag mau kenal lagi sama seseorang,,tp gag mungkin lah jd gag kenal..(heheh..nyambung gag sih ceritanya)
ReplyDeletejadi inget poli bagian penyakit dalem...ati-ati ah. jaga kesehatan semuanya.
ReplyDeleteCil2..nu ieu sepakat euy. aslina, lur.
ReplyDeletenyambung dee, nyambung aja, namanya juga intrepetasi, bebaaaas!
ReplyDeletehahahahaha. iya yah gamungkin jadi enggak kenal, ada juga pernah kenal. kalau kata rocket rockers mah "aku ingin hilang ingatan" hahahahaha, ingat teman yang lagi patah hati :p
mentangmentang dari dokter. udah bo, cabut giginya? hihi
ReplyDeletenaha kudu dicabut? kamu memisahkan gigi dari habitatnya :p
iyah nih bo, usum geuring, sayapun lagi mengobat lebih dari seminggu masih belum bisa mengalahkan si virus flu huh *geram.
siapp, bungkus!
ReplyDeletenah eta..nambungannya patah hati..hihi..bebaslah..loh :P
ReplyDeletehihi, iyah, patahan-patahan kecil yang lama-lama membesar.
ReplyDeletehatihati gempa (sok-uptodate gitu komennyah) hahahahaha!!
yang sudah dicabut, tak kan kembali utuh.
ReplyDeletebiasa, gan...huntu nyengsol jeung barolong tea. hehe.
bagus chill! paling suka bagian : "dia membuat saya bagian dari hidupnya, hanya untuk dipatahkan"
ReplyDelete:D
wah, janganjangan pengalaman pribadi juga nel :p
ReplyDeletehihi,, arigato :D
iyalah bo, mereka yang tercerabut dengan sengaja dan karena tidak diinginkan
ReplyDeleteenggak punya alasan untuk kembali utuh :p
cil kata2 itu mirip salah 1 dari 12 prinsip komunikasi dalam buku pengantar ilkom-nya dedy mulyana. hahaha... kompre abis. nah ini yang belum kompre bisa dihapal. keluar ini biasanya, bahwa:
ReplyDeleteefek yang ditimbulkan dari komunikasi tidak bisa dikembalikan seperti semula (benar2 seperti semula/ pasti ada bagian yang berubah)
begitu bukan cil isinya. heheh
komunikasi bersifat irreversible (prinsip komunikasi ke sebelas, hafal abis!).
ReplyDeletehahahahahaha.....
Hahahaha.dia ngebahas kompre
ReplyDeletelove your words,cil. Sangat! All of them
buat yang kompre:
ReplyDeletecatet tuh. ^^)
arigato dor, sangat!
ReplyDeletehehe hehe... :D
tinggal baca buku deddymulyana semalam sebelum juga cingcaylah kompre mah :p
ReplyDeleteasa pernah nulis status ini siaku di fesbuk yah...hehhe, rupanya terpikir yang sama oleh dirimu...
ReplyDeleteiya nden, terus aku balas di wall muh "seperti coklat......" nah maksud aku tuh ini hehe. berarti waktu itu aku curcol :p
ReplyDelete