saya lihat begitu, apa kamu lihat?
"realitas hanyalah serangkaian stimulus yang diterima otak kita."
saya sering berfikir, apakah apa yang saya lihat sama dengan apa yang kamu lihat? Karena kadang saya merasa setiap orang boleh jadi melihat pada objek yang sama, tapi citra yang terbentuk pastinya berbeda. Ahh, tidak usah berpusing-pusing dengan pengaruh field of experience, point of view, dan citra diri masing-masing, atau segala rupa penjelasan ilmiah yang membuat citra tangkapan tiap orang pasti berbeda, tanya saja sama kakek barthes soal itu. Yang sederhana-sederhana saja, saya sering merasa warna yang setiap orang tangkap berbeda.
dunia di mata saya berwarna sedikit keabuan dengan pendar putih yang menyilaukan. Kalau tangkapan citra yang saya peroleh bisa diedit, itu seperti foto biasa yang terkena efek fade style, cross process di photoscape ditambah diffuse glow di photoshop. Apalagi tengah hari dan menjelang senja. Warnanya seperti mimpi, samar-samar tertutupi tabir dengan warna terang yang serasa pudar. Bisa dilihat, dibaui, tapi tidak bisa digapai. Saya lihat begitu, apa kamu lihat?
saya pernah menceritakan perasaan ini kepada seorang teman dekat, dia bilang saya berlebihan, seperti biasa. Pernah juga saya ceritakan pada emas-emas tukang kacamata waktu saya periksa buat pakai kacamata. Dia bilang saya silindris, harus pakai kacamata lensa khusus silindris. Lalu saya bilang: "biar saja, saya mau dunia yang saya lihat tetap seperti ini, biar serasa selalu dalam mimpi, setidaknya dunia di mata saya jadi punya sedikit rona magis," kata saya dalam hati sambil memesan lensa kacamata biasa tanpa silindris.
saya sering berfikir, apakah apa yang saya lihat sama dengan apa yang kamu lihat? Karena kadang saya merasa setiap orang boleh jadi melihat pada objek yang sama, tapi citra yang terbentuk pastinya berbeda. Ahh, tidak usah berpusing-pusing dengan pengaruh field of experience, point of view, dan citra diri masing-masing, atau segala rupa penjelasan ilmiah yang membuat citra tangkapan tiap orang pasti berbeda, tanya saja sama kakek barthes soal itu. Yang sederhana-sederhana saja, saya sering merasa warna yang setiap orang tangkap berbeda.
dunia di mata saya berwarna sedikit keabuan dengan pendar putih yang menyilaukan. Kalau tangkapan citra yang saya peroleh bisa diedit, itu seperti foto biasa yang terkena efek fade style, cross process di photoscape ditambah diffuse glow di photoshop. Apalagi tengah hari dan menjelang senja. Warnanya seperti mimpi, samar-samar tertutupi tabir dengan warna terang yang serasa pudar. Bisa dilihat, dibaui, tapi tidak bisa digapai. Saya lihat begitu, apa kamu lihat?
saya pernah menceritakan perasaan ini kepada seorang teman dekat, dia bilang saya berlebihan, seperti biasa. Pernah juga saya ceritakan pada emas-emas tukang kacamata waktu saya periksa buat pakai kacamata. Dia bilang saya silindris, harus pakai kacamata lensa khusus silindris. Lalu saya bilang: "biar saja, saya mau dunia yang saya lihat tetap seperti ini, biar serasa selalu dalam mimpi, setidaknya dunia di mata saya jadi punya sedikit rona magis," kata saya dalam hati sambil memesan lensa kacamata biasa tanpa silindris.
Ups...No. haha.
ReplyDeletei though so ;p
ReplyDeletekadang saya lihat banyak kunang2 kok cil..
ReplyDeleteato mungkin itu kebanyakan tidur ya? hehe
ahh tia,, sayah mau lihat dong kunang kunang,,
ReplyDeletekali ini janji enggak akan ditangkap dan dimasukin keresek :p
eh eh ti, tapi hati hati mata berkunang kunang bisa jadi tanda kurang darah heheu :p