Sepak Terjang Jerawat Menahun ternyata Harus Perbaiki Skin Barrier dalam Sebulan

Judul ini sudah terpengaruh metode penulisan media online mengejar traffic organik dari SEO. Mohon maklum.

Vice bilang, yang mudanya jerawatan, tuanya sukses. Terus kalo yang tuanya jerawatan, mudanya sukses, gituh? Sayangnya kalau pengalaman saya sih, enggak demikian. Waktu remaja sampai awal 20-an kulit saya bersih dari jerawat padahal cuma cuci muka dan pakai pelembap doang, itu pun yang kebeli aja, POND’S atau Clean and Clear. Brand yang pada masanya, remaja banget.

Jelang tiga puluh, permasalahan hidup ini pun ditambah masalah kulit. Mulai dari produksi minyak berlebih, whiteheads, blackheads, jerawat, sensitif, kena debu Kopaja muka langsung bengkak, kalau pakai sunscreen muka langsung bengkak, padahal hidup di Jakarta nan berlimpah sinar matahari dan hobi ke pantai. Kesemuanya saya enggak pakai sunscreen.

Hidupku begitu menantang maut. Baru bisa pakai sunscreen setelah tahu kalau kulitku alergi sunscreen, dan hanya bisa pakai physical sunblock. Lengkapnya bisa baca di sini, soalnya panjang, bep.

Setelah keadaan finansial membaik, di situ pula aku mulai melek skincare. Ya memang enggak semua skincare mahal, tapi untuk mencoba resikonya besar sih. Karena kulit sensitif ini aku sering bolak-balik dokter kulit. Minimal lima ratus ribu melayang kalau salah pakai skincare. Sebel, kan, kalo skincare-nya harga seratus ribu, biaya dokternya lima kali lipat? Pernah juga habis dua juta sekali dateng gara-gara alergi sampo limapuluh ribu. Mau marah enggak sih?

“Kamu tuh kismin tapi kulitnya mahal, yah,” celetuk seorang teman sekian tahun lalu. Sumpah ketawa ngakak. Waktu itu gaji reporter, cocoknya pakai Clinique. Kenapa tau cocok? Karena dikasih sama temen yang kulitnya sensitif juga dan akhirnya beli travel size. Tapi pakenya juga ogah-ogahan karena merasa enggak mampu beli full size-nya. Kalau ada uang sisa mendingan buat traveling atau nonton konser. Yha. Masa muda.

Udahan kali yah prolognya kelamaan.

Singkat cerita, jerawatku menahun. Enggak batu, enggak semuka-muka, tapi enggak pernah bener-bener bersih. Kadang dia di jidat, di kening, kadang di idung, di pipi, kadang di dagu, di telinga, di dalam telinga, di belakangnya, di leher, di dada, di punggung. Yaelah, di mana-mana deh. Dan lenyap satu muncul tiga gitu lah.

Ya, pola tidur pola makan berantakan, sudahlah. Dan udah bosen ditanya, “Mbak kerjanya apa, sih? Stress yah? Jerawat stress, nih,” sama dokter sambil dia suntik-suntik. Sama yah perilaku kita? Nyahahaha.

Apalagi enam bulan lalu di mana kondisi kulit aku terburuk yang pernah aku alami seumur tiga puluh tiga tahun hidup di muka bumi. Tersedih. Minyak, jerawat berkoloni, datang dan susah pergi, kering di sebagian, sama sekali enggak elastis, malah sempet keliatan kayak bersisik gitu, yang kering mengelupas. Sampe nangis akutu kadang kalo ngaca pagi atau malem setelah cuci muka.

Jadikan kerjaan stress, muncul jerawat, mikirin jerawat tambah stress, nyari obatnya jadi stress, pas beli obatnya mahal stress, enggak sembuh-sembuh stress. NANGIS.

Jokes di kantor lama, hari pertama kerja vs setahun kerja.
Seburuk itu kulitku, selelah itu wajahku. SAD.

Terus?

Setelah resign dari kerjaan lama, berangsur-angsur mulai ada waktu mikirin diri sendiri lagi. Ada tenaga buat mikirin kulit lah karena otaknya enggak kerjaan 24/7. Terus aku dua minggu detox enggak pakai apa-apa, cuma pakai cuci muka sama sunblock. Sebelumnya aku tuh berobat ke Essenskins dan RH dan enggak ngeliat efek yang berarti selain di dompet. Jadi sekalian detox obat dokter. Cuci mukanya juga ganti, balik lagi pakai Hada Labo karena kupikir cukup gentle.

Lalu akupun kembali ke searching-and-learning-mode. Kubaca dan kutontonlah itu topik masalah kulit dan review skincare. Kebanyakan dari well-known skincare guru yang usianya 30-an ke atas dan memang mereka mampu beli produk yang mereka review, enggak hanya ngandelin PR kit. Dari dua mingguan belajar ini aku sadar kalau kulit aku nih mengalami dehidrasi.

Padahal minyakan?

Jadi karena berbagai faktor (AC, kurang minum air, salah pakai skincare) kulit aku oily and dehydrated. Jadi dia minyaknya banyak, tapi kulitnya enggak elastis, semua skincare yang aku pakai kayak enggak ada efeknya, dan pakai CC cream apalagi foundation itu jadinya patchy kayak pakek topeng. Dan ternyata karena skin barrier akutuh rusak. Ya makanya pake apa aja enggak ngefek karena pada enggak terserap sempurna sama kulit.

Penjelasan yang paling asik dari Liah Yoo:

Terus gimana?

Dimulai dengan mengucap bismillah aku pakai skincare lagi. Tentunya memilih yang tepat untuk masalah kulitku dehydrated skin yang skin barrier-nya rusak, tapi oily, sensitive, acne prone, dan photoallergy. Panjang yah, kayak masalah hidup. Jadi semua skincare yang aku coba aku pastikan aman untuk tipe kulitku.

Dan alhamdulillah ya Alloh, setelah satu bulan kulitku mengalami perubahan drastis. Aku begitu bersyukur walau cukup deg-degan takut efek ini bertahan hanya sementara. Namanya anak pesimis kan, kalo hepi langsung takut kebahagyaan ini dicabut. Hahaha. Tapi so far keadaan kulitku SO MUCH BETTER.

Jadi pakek apa?

First cleanser

Corine de Farme Make-up Remover Wipes

Atau

Innisfree Apple Seed Cleansing Tissue  

Awalnya karena nomaden kan hidupku, kadang di Jakarta, Bandung, Cimahi, rumah mamah, rumah mertua, hotel, kosan. Yha, wipes ini praktis, bersih, dan lembap. Akhirnya kebiasaan pake ini terus baik mekapan atau enggak. Suka dua-duanya, yang Innisfree lebih banyak oil-nya dan lebih lembap dengan harga yang mirip, Corine de Farme isinya lebih banyak.

Rekomended kalau travelling tapi akupun mau ganti first cleanser sih setelah sekarang lebih komit sekalian mengurangi gesekan ke kulit juga sampah tisu.

Harga: 50 ribuan lah

Second Cleanser

Hada Labo Gokujyun Ultimate Moisturizing Face Wash

Atau

Hada Labo Tamagohada  Face Wash

Waktu detox aku pakai yang Tamagohada, karena dulu pakai dan cocok. Dan kupikir yang Ultimate itu fokus memutihkan kulit kan ternyata kusalah. Akutuh alergi juga sama pemutih kulit, langsung bengkak kalau pakai atau bruntusan. Ini adalah peringatan Tuhan untuk mencintai warna kulitku apa adanya, pertama kali sadar waktu SMP soalnya hahaha.

Tapi setelah baca berbagai review yang bilang  Gokujyun Ultimate Moisturizing Face Wash ini bagus buat kulit dehidrasi karena dia membersihkan sekaligus melembapkan, kucoba deh. Dan… langsung terkesan sama Hada Labo yang dengan harga terjangkau dia bisa bikin produk bagus. Seenak itu di kulit. Dan dia fragrance free, alcohol free, mahal free, hahaha. Yang Tamagohada juga enak tapi dia ada efek mild peeling dan aku gamau kebanyakan peeling setelah tragedi over-exfoliate di tahun 2017.

Saking enaknya langsung penasaran sama high end cleanser yang mengandung hyaluronic acid. Yah, manusya tidak pernah puas. Astagfirullah hal adzim.

Harga: 40 ribuan lah

Exfoliating Toner

Krave Beauty Kale-lalu-yaha skin resurfacing exfoliator with AHA

Sempet coba beberapa exfoliating toner, sebelum Kale-lalu-yaha aku pakai Pixie Glow. Yang terasa bedanya adalah si Kale-lalu-yaha ini lebih lembut enggak ada efek cekit-cekit di kulit (aku sih ya). Janjinya dia adalah, “removes dead skin cells and nourishes your skin with antioxidants to improve discolouration, sun damage and fine lines while fighting congestion and clogged pores.”

So far yang terasa di aku setelah sebulan pemakaian adalah terasa kulit lebih segar, cerah, bersih. Sebulan kemarin pakainya setiap malam. Tapi mau liat keadaan kulit juga, ke depannya mungkin akan 3 kali seminggu seperti rekomendasinya.

Harga: share in a jar 20 ml 80 ribu

Full size 200 ml 485 ribu

Hydrating Toner

Hada Labo Gokujyun Super Hyaluronic Acid Moisturizing Toner

Atau

Klairs Supple Preparation Toner (unscented)

Dulu banget sempet pakek toner ini tapi yang dijual di Indo. Sempet coba yang premiumnya dan malah bruntusan. Tapi karena mau cari yang aman-aman aja jadi beli ini waktu nemu di Jepun. Awal pakek biasa aja, enggak terlalu nyerep juga, malah jadinya kayak menguap bukannya meresap, lama gitu. Kalau soal langsung meresap dan bikin kulit seketika kenyal sih enakan si Klairs yah.

Tapi lama-lama sih seiring dengan keadaan kulit yang membaik, dia makin cepat menyerapnya. Malah sekarang aku layer tiga kali biar kulit lembapp sempurna dan nyerep sih. Jadi dia akan aku pakai sampai habis, tapi kemudian mau balik lagi ke Klairs Supple Preparation Toner (unscented) walau harganya lebih mahal, sekitar 250 ribuan.

Harga: 150 ribu

Serum

Krave Beauty Great Barrier Relief

Serum yang bentuknya lotion ini katanya bisa mengembalikan skin barrier yang rusak. Di videonya Liah (sang pemilik Krave Beauty) bilang kalau kesalahan orang jerawatan adalah suka enggak sabar jadinya suka pake scrub atau pencuci muka yang harsh lainnya, over-exfoliate, suka banget segala tea-tree, dan pake obat jerawat topikal yang mengandung benzoil peroksida. Semuanya AKU BANGET kemarin-kemarin hahaha. Padahal kulit jerawatan ini harus dikembalikan kelembapannya supaya kembali normal dan bisa diobati jerawatnya kalau dia emang gak ilang setelah keadaan kulitnya membaik.

GBR ini juga mengandung tamanu oil yang katanya bisa memudarkan noda bekas jerawat. Dan bener sih, walau enggak pakai active ingredients lain yang efeknya mencerahkan wajah, noda jerawat aku makin menipis. Dan kulitku perlahan mulai mendapatkan elastisitasnya kembali, supple, lembut, dan mulai ada efek glowy.

Bahkan minggu lalu aku pertama kalinya pakai foundation dan merasakan, “oh, harusnya foundation tuh nempelnya gini yah di kulit.” Enggak patchy, dan kayak pakai skincare aja, enggak berasa lagi didempul. Padahal pakai foundie Maybelline Fit Me Matte Poreless Foundation aja yang murah karena enggak terlalu suka mekapan. TERHARU.

Harga: share in a jar 5 ml 100 ribu

Full size 40 ml 447 ribu

Sebenernya ada beberapa tahapan lain lagi, moisturiser misalnya. Tapi karena belum nemu yang cocok dan ngerasa udah cukup lembap dengan si GBR, biasanya abis ini langsung obat jerawat dan sunblock kalau pagi. Ini lagi titip Neutrogena Hydro Boost Gel-Cream moisturiser sama temen yang lagi ke Aussie, katanya bagus buat sensitive and acne-prone skin. Tapi cobanya nanti aja setelah dua bulan pakai rangkaian ini biar gak kaget kulitnya.

Acne Topical Treatment

Pair Acne Care Cream

Ini juga beli waktu nemu di Jepun. Awalnya gak mau rekomendasiin karena biasa pakai obat jerawat yang lebih harsh kan, jerawat langsung ciut tapi kulit kering. Tapi karena azas ekonomi, aku mau pakek sampe abis sebelum beli yang lain. Ternyata kesabaran berbuah manis.

Jadi jerawat yang diobatin ini emang akhirnya sembuh, berkala. Kalau baru mau tumbuh, butuh dua-tiga hari buat ilang. Kalau yang tiba-tiba gede butuh empat hari sampai semingguan deh. Dia lama tapi enggak bikin kulit kering dan enggak meninggalkan noda jerawat. Kecuali kalau dipencet dan kalau kenal aku, selalu mencet jerawat, enggak bisa diem tangannya.

Harga: 150 ribu

Sunscreen

La Roche-Posay Anthelios XL Non-Perfumed Dry Touch Gel-Cream SPF50+

Udah dua tahunan pakai sunscreen ini dan enggak mau ganti. Karena perjalanan menemukan sunscreen ini juga begitu berliku, baca aja di sini. Jarang tulisan soal photoallergy berbahasa Indonesia, entah karena orang kita belum merasa sunscreen itu wajib buat kulit atau karena memang orang kaukasia yang lebih banyak mengalaminya.

Dua tahun lalu browsing soal penyebab alergi sunscreen ini dan katanya harus pake physical sunblock kan, itu loh sunblock jaman dulu yang biasanya pas dipake meninggalkan noda putih. Kayak waktu SD kalo mau berenang, ha-ha-ha. Mana minyakan banget, duh enggak banget.

Bahkan yang Neutrogena SheerZinc Mineral Sunscreen aja masih gitu dan baunya sangat khas yang mayan ganggu buat aku sih. Jadinya yang itu aku pake buat badan aja kalo liburan. Dari forum ibuk-ibuk Amrik yang anaknya photoallergy aku nemu rekomendasi si La Roche-Posay seri Anthelios ini. Bless you mothers!

Soal photoallergy ini lengkapnya baca di sini yak. Ada fotonya juga pas muka aku lagi bengkak, hahahaha.

Si sunscreen ini tertera: For sensitive or sun-intolerant skin, suitable for extreme sunshine intensity, non-comedogenic, clean skin sensation. SOLD!

Harga: 350 ribu

Udah, deh. Skinkerannya.

Keadaan kulit belum seperti Liah Yoo tapi so far gini tadi malem.
Video di bawah keadaan minggu lalu.

Oh iya, kalau lagi mau keliatan agak dandan gini, aku pakai;

Tambahan: CC Cream

SK-II Atmosphere CC Cream

Dulu dikasih, udah mau abis, enggak sanggup beli full size. Jadilah PR selanjutnya adalah nyari CC cream yang cocok. Ini ringan banget dan enggak bikin clogged pore kalau di aku. Ala-ala your skin but better gitu kelihatan sehat enggak pucet. Sebenernya cocok sih, namun.....

Harga: 1 jutaan lah

Tambahan: Face Powder

Innisfree No-Sebum Mineral Powder

Kayaknya udah lima tahunan pakai ini enggak ganti. Terbaik, enggak bikin clogged-pore tapi ya efeknya gitu aja yah matte di kulit dan keliatan mandi aja hahahaha. Buat aku sih cukup.

Harga: 70-100 ribuan

Kalau aku enggak tambahin foto produknya yang aku motret sendiri kalian percaya enggak sih aku beneran pakek? Sebuah pertanyaan karena males motret.

WEY PANJANG AMAT.