Kulit Merah dan Bengkak Karena Alergi Sunblock? Ada Namanya, Photoallergy!



Perjalanan saya mencari sunblock atau sunscreen begitu panjang. Padahal saya ini suka sekali main ke pantai dan panas-panasan. Tapi sejak kali pertama kenalan sama sunblock belasan tahun lalu, saya baru sadar kalau kulit saya menunjukkan reaksi alergi. Apa pun merknya, kulit saya langsung merah, panas, gatal, dan bengkak tiap kali memakai sunblock.


Berganti-ganti merk
Hampir semua merk sunblock yang dijual di pasaran pernah saya coba. Yang cream dan yang spray. Yang puluhan ribu dan yang ratusan ribu. Semuanya berakhir dengan adegan saya minum CTM atau Incidal. Paling parah, saya pernah ketiduran di tengah laut, sedang snorkeling, karena sebelumnya minum Incidal lalu ngantuk. Untung pakai pelampung karena biasanya badan jadi lemas setelah reaksi alergi.

Karena lelah mengalami hal yang sama, akhirnya saya lebih sering enggak memakai sunblock. Yang mengakibatkan kulit saya gosong dan kadang terbakar, walau sudah pakai after sun gel. Paling saya berusaha pakai CC cream yang mengandung SPF. It’s the least I can do, dan saya tahu itu enggak maksimal.

Makin tua kulit, makin kelihatan efeknya. I look tired, padahal itu mukanya memang begitu. Lalu kulit yang selama ini terbakar mulai kelihatan efeknya, kasihan si kulit. Saya kemudian mencari-cari sunblock yang bisa saya pakai, minimal buat wajah deh sehari-hari. Sebelumnya saya malas mencari tahu banget, juga malas belinya karena mahal. Tapi, sekarang saya butuh, banget.


Namanya, Photoallergy!
Bertahun-tahun tiap ke dokter kalau ditanya punya alergi, saya selalu jawab sunblock. Dan mereka enggak menganggap penting, cuma menjawab dengan “oh” doang. Jadi saya pikir ya saya ini 'oh doang' aja, enggak ada namanya, enggak banyak dialami orang, enggak matters, derita lo. Pun kalau cerita sama orang juga paling komentarnya, “aneh banget!” Udah. Karena tampaknya enggak banyak yang mengalami.

Makanya ketika browsing dalam Bahasa Indonesia enggak banyak tuh hasil relevan yang muncul. Baru ketika saya ketikkan, “allergy to sunblock” mulai lah perjalanan tiga malam saya membaca berbagai artikel, blog, dan forum orang-orang yang mengalami hal serupa dengan saya. Dari anak-anak sampai dewasa banyak yang mengalami ini ternyata, di luar sana.

Photoallergy. Namanya. Ada namanya! Kenapa heboh banget kalau ada namanya? Karena kalau tahu itu apa kan bisa browsing dengan keyword yang akurat. Dan bisa mencari tahu dengan benar apa ini yang namanya photoallergy, yang saya alami sejak masih kecil ini.

“Contact photoallergy, the reaction due to an interaction between sunscreen chemicals and sunlight, so you get the rash where the sunscreen was applied but only once the skin has been exposed to the sun," Anna Feldweg, MD, Harvard Medical School. 

Sederhananya, kulit bereaksi ketika mengalami kontak dengan bahan kimia pada sunblock kemudian terpapar sinar matahari. Bisa terjadi dalam detik, menit, atau jam. Reaksinya adalah kulit memerah, bengkak, gatal, panas, dan untuk kasus lebih parah akan muncul blister yang berisi cairan. Seperti reaksi kulit terbakar.

Ini yang terjadi pada saya setiap kali mengaplikasikan sunblock di kulit. Untungnya belum pernah kalau sampai muncul blisters. Tapi pernah semuka-muka kayak Hitch, bengkak kayak abis ditonjokkin orang. Enggak ens banget diliat.

Hati-hati, foto-foto ini enggak ens banget diliat.
Asli.


Awalnya cuma merah, lama-lama jadi bengkak
dan patchy gini polanya sampai bengkak merata.
Panasnya kayak lagi di pantai jam 1 siang.

Sepuluh menit setelah pakai sunblock.
Udah cuci muka dua kali.
Udah dikompres kain basah.
Lagi nungguin Gojek beliin Incidal.

Jadi kelihatan tua banget karena bengkak, garis mukanya jadi keliatan.
Merah sampai ke leher dan tangan.
Yang normal cuma beberapa centi di bawah mata.

Kalau dibiarin makin tebal bengkaknya~

Satu jam setelah Incidal~


Malu & capek
“Acil, kamu itu gampang sakit tapi cepet sembuhnya, yah?

Kata temen trip waktu sekujur badan saya merah seperti direbus gara-gara pakai sunblock spray pas mau hopping island. Langsung minum incidal, mandi lagi, dikompres anduk basah, sejam kemudian saya siap berangkat. Itu yang tadi saya bilang tidur di tengah laut, ha-ha-ha. Dan gara-gara kemarinnya saya muntah di kapal karena mabuk laut. Tapi pas turun kapal kembali cuap-cuap like nothing happened.

Sebenernya enggak harus malu, tapi percayalah tiap kali kejadian saya merasa malu. Apa lagi kalau lagi trip bareng. Malah pernah juga kejadian di kantor. Atau juga dalam perjalanan ke dokter. Malu karena kelihatan banget, aneh, mengerikan, jijik. Dan kadang untuk keadaan kulit kayak gini, orang-orang jadi takut karena takut menular.

Enggak menular, yah.

Walaupun satu jam setelah minum CTM atau Incidal biasanya ruamnya mereda, badan saya biasanya jadi lemas. Capek dan ngantuk, mungkin yah? Harusnya setelah minum obat tipe ini kan tidur, tapi kadang karena waktunya enggak tepat ya enggak bisa tidur. Seperti dua minggu lalu, reaksinya terjadi pas siap-siap ke kantor. Jadilah sesiangan saya kayak orang mabok di kantor.

Karena lelah mengalami ini, saya bertekad mencari sunblock yang bisa digunakan oleh orang dengan photoallergy. Tuh, kan, enak kalau tahu namanya bisa bilang, “Mbak sunblock ini aman buat yang photoallergy enggak, yah?” Tapi isu sih. Saya yakin enggak bisa nanya gitu, paling dijawabnya aman buat yang kulit sensitive. Guess what, saya udah nyobain sunblock untuk kulit sensitive bahkan untuk bayi. Sama aja. Karena bukan sensitive-nya tapi kandungan sunblock-nya.


Sunblock yang seperti apa?
Sekarang saya harus mencari sunblock yang mengandung dan kalau bisa hanya mengandung zinc oxide atau titanium dioxide. Kedua zat ini katanya banyak ditinggalkan sama artisan sunblock karena sifatnya yang enggak menyerap di kulit dan meninggalkan rasa lengket dan berbau. Soalnya kedua zat kimia ini merupakan physical sunblock, bahan yang langsung menangkis sinar UV.

Sementara sunscreen modern sekarang banyak yang menggunakan zat kimia lain yang sifatnya justru menangkap sinar UV dan menahannya supaya enggak masuk lebih jauh ke lapisan kulit. Yang tangkap menangkap ini nih yang kulit saya enggak tahan. Padahal sunblock jenis ini meresap di kulit, ringan, dan enggak terlalu berbau walau yang tanpa perfume. Biasanya disebut sunscreen.

Saya juga harus menghindari beberapa zat kimia yang biasanya terkandung dalam sunscreen, zat yang menangkap sinar UV ini. Daaaaan, nyak anet lah itu zat kimianya, namanya susah dihafal. Jadi saya kalau mau beli sunblock harus riset macam mau bikin tulisan depth.

Ini nih zat kimianya. Siapa tahu kamu photoallergy juga:

  • PABA (para-aminobenzoic acid), which is a para-aminobenzoate, a UVB protector. They will be listed as one of the following: Amino benzoic acid, glyceryl amino benzoate, Ethyl-4-bis amino benzoate, Amyl dimethyl PABA, Glceryl PABA, Ethyl dihydroxypropyl PABA and Octyl dimethyl PABA (2-ethylhexyl dimethyl PABA).
  • Avoid salicylates, they are similar to aspirin; look out for Octyl salicylate (2-ethylhexyl salicylate), Homosalate (HMS or homomenthyl salicylate, and Triethanolamine salicylate.
  • Avoid cinnamates (anything ending in cinnamate).
  • Avoid Benzophenones, Avobenzone (Butyl methoxyl-dibenzoylmethane) or anything ending with benzophenone.
  • Also look out for trade names such as: Any Eusolex with various numbers at the end, Helioplex, Meradimate, Parsol 1789, Sunzerse OT. (The Gloss)



Last but not least, seperti pesan para beauty blogger di akhir video atau Instastories mereka, “cocok-cocokan yah gaeys, kulit kita kan beda-beda.”


Ya ampun. Panjang!


PS: Ini saya belum nemu sunblocknya apa, yah, yang cocok. Kalau yang tahu atau mengalami hal yang sama, please let me know in the comment :D

Comments

  1. Aku ngalamin hal yang sama Kak😂 uda bbrp tahun aku ga ngerasa kalo aku tuh kena alergi sunblock, selama ini aku kira alergi sm matahari.. sampe akhirnya kmren pas aku di Bali aku ngerasa kalo aku alergi sunblock krn aku merah2, bengkak, panas gitu di bagian yg aku apply sunblock aja. di bagian yg aku ga apply sunblock fine2 aja. Dan akhirnya aku ktmu blog Kakak yg menunjukan kl emg aku kena alergi sunblock ini hehehe thankyou kak uda bkin blog ini! 👍🏻👍🏻

    ReplyDelete
  2. Halo mba, saya mampir ke sini karena lagi cari referensi ttg bahan sun protect yang bisa menimbulkan alergi. Aku baru tau mba ternyata ada ya yg sampai efeknya kaya mba, saya taunya bruntusan gitu aja kalo ga cocok. Termasuk Parasol ungu cream ga cocok juga mba? Itu sunscreen sih tapi kimiawinya lebih sedikit dibanding yg orange (yg orange aja banyak yg cocok krn ringan)

    ReplyDelete
  3. Huwaaaa.. ternyata ada temennyaaa..
    Bertahun2 aku pake sunblock dan baik2 aja.. sampe sekitar 3 bulanan yg lalu, kok jadi merah gatal bengkak.. hiks..
    Baiklah, berarti harus cari yg full physical sunblock.. thx for sharing, mba.. :)

    ReplyDelete
  4. Muka merah gejala apa ? Bisa juga disebabkan faktor lain selain emosi seperti alergi

    ReplyDelete

Post a Comment