kepada, YTH calon ayah
kepada:
YTH calon ayah
di tempat
Bisa jadi, kamu sekarang sedang bersenda gurau sambil merokok dengan teman sebayamu. Di umur dua puluhan, sepertinya, menjadi ayah masih jauh dari benakmu. dan saya mengerti itu, dan kamu bebas pula berperilaku seenakmu, semaumu, selagi kamu belum jadi seorang ayah.
perempuan sering dibilang "calon ibu". Bahkan, kalau dari pengalaman saya, sejak kecil. kalau saya tidak becus menyapu, dibilang bagaimana nanti kalau menjadi istri, atau ibu. kalau saya tidak becus memasak, dibilang bagaimana nanti, kalau saya jadi istri atau ibu. kalau saya main malam, main dengan lelaki, main dijalanan, tidak pantas katanya buat seseorang yang nantinya jadi istri atau ibu. dibilang, kalau ibunya enggak becus, bagaimana nanti anaknya.
apakah laki-laki juga mengalami hal ini? kenapa saya pikir, rasanya tidak? mengalami atau tidak, laki-laki dan perempuan punya porsi dan pengaruh yang sama besarnya terhadap seorang anak. walaupun perempuan yang mengandung dan melahirkan, toh ini juga tidak akan terjadi tanpa laki-laki.
YTH calon ayah, kelak, ketika kamu sudah memutuskan untuk menjadi ayah, tanyakan pada dirimu, apakah kamu sudah siap? secara mental, untuk ditiru, untuk dihisap sebagian hidupnya, untuk dijadikan tolak ukur, untuk dijadikan penilaian seorang anak tentang hidup, untuk bertindak di luar rumah, untuk jadi alasan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, untuk menjadi penentu atmosfer keluarga, untuk menjadi penuntun, untuk menjadi orang yang menentukan sebagian besar dari masa depan keluarga, untuk menjadi alasan di bawah sadar seorang anak ketika beranjak dewasa dan berusaha mencari jawaban mengapa dia harus menghidupi hidupnya.
karena demi tuhan, jika kamu tidak siap, kamu tidak bisa bayangkan, berapa banyak hati yang patah dan berapa banyak hidup yang akan kamu buat menjadi, pahit.
ps: mother is the hardest job that i don't think i will ever capable of.
and having a child is another way to create one more person to mourn in this unhappy life.
seorang yang saya hormati tapi pernah bercerita begini " si A itu sekarang suka begini pasti karena melihat ayahnya yang juga suka begitu" ... jadi.. yang akan disalahkan mungkin akan lebih ke pihak yang pernah melakukan kesalahan whether is mom or dad.. being a mom is the hardest job (kayak udah pernah aja), but nothing's easy i guess.. eniwei, kenapa tiba2 nulis ini?
ReplyDeletethere, i edited it.
ReplyDeleteemm, enggak akan bisa menjawab pertanyaan ini di sini, atau di mana pun.
ReplyDelete:D
percayalah laki-lakipun digituin. "ibadah yang rajin biar biar bisa kasih contoh, ntar cari kerja yang bener biar keluarga terjamin, jangan ngerokok ntar anaknya ngikutin.." yang bilang gitu ke aku tapi malah ibu aku. :p
ReplyDeletesebagai calon ayah yang sekarang masih asik ngerokok sambil bersenda gurau dengan teman-teman sebaya, terimakasih buat renungannya cil. haha
oyah? hihihi, sama aja yah.
ReplyDeletemungkin boleh, perwakilan sudut pandang dari laki-laki :p
sama, kok, saya juga merenung, setelah kemarin ngobrolin ini sama seorang laki-laki yang sekarang masih asik ngerokok sambil bersenda gurau dengan teman-teman sebaya. *hallah sok, misterius :p*
kalau anak berbuat jelek, ibu yang tersangkut karena tidak becus mengajari. kalau anak berprestasi, pasti nama bapak yang harum.
ReplyDeletehihi, iya yah, padahal yang berbuat jelek si anak, yang berprestasi juga si anak, kasihan jadi anak (hihi).
ReplyDeletesaya sebagai anak pernah diomelin mamak karena malas bersih-bersih, ga bisa nyuci-setrika baju sendiri, selebor. dia ga ngomelin saya dan bilang nanti ga becus jadi bapak. tapi dia bilang "mana bisa kau jadi suami kalo kayak gini aja ga bisa". dia takut kalo nanti istri saya sakit dan ga bisa bantu, saya jadi ga bisa apa-apa. makanya saya jadi ngelakuin apa yang mamak saya suruh.
ReplyDeletebaca tulisan ini, memang berat sih jadi ibu. soalnya lekat banget sama urusan domestik. kalo si anak ga beres urusan domestik, emaknya yang namanya jadi jelek. kalo urusan karakter, nama bapaknya yang dibawa-bawa. hihihi
yang ini yang banyak kelihatan di luar rumah. kalo urusan domestik mah, kelihatan baru nanti pas sudah kawin *hihihihi* :p
ReplyDeletebaru tau, ada anak cowok dimarahin gara2 gabisa nyuci-nyetrika baju sendiri :)) *sekarang udah bisa, kan, yas? :D
tau tuh emak ane heboh banget kalo soal rapih2. ahahaha
ReplyDeletesetiap emak emang ada prioritas ngomelnya yah, kalo saya masalah solat :)) *semakin disuruh semakin males* -_-''
ReplyDeletedaripada orang tua diomelin, mending anak yang diomelin,,hehehe
ReplyDeletelaki-laki pun punya porsi yang sama kok, cil... mudah-mudahan kamu dapat laki-laki yang dibesarkan untuk siap menjadi seorang ayah nantinya. Amin.
ReplyDeletekoq aku beda yaa? mama aku sih selalu "jadi perempuan koq gak bisa begini begitu" ato "kamu kan perempuan, harusnya beginibegitu" gak pernah bawa2 kalo jd ibu. hmm... which is good i guess.
ReplyDeletetapi bener sih, kalo ada orang rese', pasti aku nyalahin ibunya :p seperti "Ini anak koq sampah banget sih, apa gak diajarin ya sama ibunya?"
hiiii, mungkin terlalu banyak dicekokin musik trash :p *serem* hahahaha.
ReplyDeletekalo ngomelin orang tua pun, akhirnya anak juga yang kena omelan. heuhehe.
ReplyDeleteamin. yang tidak dibesarkan untuk siap juga gapapa, asal orangnya terbuka, mau berpikir dan belajar. kalau yg karena didikan serem juga, nanti dikit-dikit : "orang tua saya bilang........" padahal jaman sudah banyak berubah :p
ReplyDeletemama saya bilang suatu kali "kamu haus belajar masak, ntar kalau istrinya sakit atau lagi hamil,jadi kamu bisa gantiin".
ReplyDeletesungguhpun, belajar memasak adalah the hardest job!!hehehehe
untungnya jaman sekarang tukan masakan bisa di sms, al, hihi :p
ReplyDeletememasak itu menyenangkan, dibanding ngepel, nyetrika, heuu malasnya -_-''