Menikah itu, memangnya prestasi, ya?
Tebak 7 kepribadian
teman dari respon mereka ketika saya bilang mau nikah
Pernah nonton Inception? Enggak lama setelah film itu diputar di bioskop, mulai beredar banyak artikel yang membahas betapa rumitnya alur cerita film ini. Tulisan-tulisan itu yang enggak saya baca. Karena menurut saya ceritanya enggak rumit. Ya, sutradaranya aja inginn membuat film dengan cerita seperti itu. Tapi, ada satu tulisan yang menarik perhatian;
“Membaca sifat seseorang dari kesimpulannya soal ending film Inception”
Judulnya menarik perhatian banget, ya? Aslinya dalam bahasa
Inggris, sih. Dan isi tulisannya cuma ada dua. Ketika token milik si pemeran
utama, Cobb (diperankan oleh Leonardo DiCaprio) berputar di ending film ini, lalu dia ke halaman
belakang rumahnya buat ketemu kedua anaknya, apakah Cobb sudah kembali ke dunia
nyata, atau masih terperangkap di limbo?
Yang enggak ngerti saya ngomong apa, klik di sini.
JRENG-JRENG!
Kalau percaya Cobb sudah kembali ke dunia nyata, berarti kamu
tipe orang yang berpikiran positif, orang yang merayakan terbitnya matahari
setiap pagi. Sebaliknya, kalau percaya dia masih di limbo, berarti kamu orang pesimistis dan melihat dunia sebagai
tempat yang kelabu.
Enggak, saya enggak mau membandingkan menikah dengan limbo. Tapi buat yang suka sama
artikel-artikel semacam ini, tebak kepribadian, seperti saya, yuk kita sok-sokan menebak tipe karakter teman
saya dari cara mereka merespon ketika saya bilang;
“Saya mau menikah, nih.”
“Selamat, yah!”
>>lalu cipika-cipiki
Congrats! Buat
teman-teman yang menjawab seperti ini, kamu adalah teman yang berusaha jadi
teman yang baik. Dan agak menjaga image,
apa pun yang dirasakan di dalam hati, di luar harus kelihatan flawless. Atau kamu adalah teman yang
enggak terlalu dekat sama saya. Karena formal sekali yah, bilang selamat lalu
cipika-cipiki? Dan enggak komentar apa-apa soal berapa lama hubungan saya sama
Irfan.
“Akhirnya!”
>>lalu ngetawain
Nah. Ini maksud saya. Ini adalah respon yang paling banyak
saya terima. Mengingat saya dan Irfan, oh iya, ini nama pacar saya ketika itu,
pacaran selama sepuluh tahun. Satu dekade. Teman-teman yang merespon dengan cara
ini adalah mereka yang easy going dan
apa adanya. Dan udah akbrab sama saya. Saking akrabnya kadang dilanjutkan dengan
kalimat, “kalau dulu sambil nyicil mobil
udah punya dua, kali.” Oh. Rekan-rekan sekalian. Cubit!
“Ah, akunya ditinggal”
>>lalu pura-pura cemberut
Teman yang merespon dengan kalimat ini adalah mereka yang
sedikit posesif terhadap saya dan betapa berharganya kehadiran saya dalam
hidupnya. CIEH. Dan, mungkin memang
masih single. Kalau udah punya calon, mungkin langsung bilang, "oke aku tahun depan!" he-he-he. Kompetitif.
“Ih, mau ke mana sih orang-orang, pada kawin?”
>>lalu menggelengkan kepala
Emmm. Mau ke mana,
yah? Teman yang menjawab seperti ini adalah mereka yang punya pendirian berbeda
dari khalayak umum soal relationship and
marriage. Karena setelah kalimat itu, lahirlah perbincangan panjang soal
cinta, pernikahan, dan hidup. Hah. Hidup ini berat ya, kawan? *Kemudian hujan
pun turun membasahi jiwa jiwa kita yang kesepian*
“Bener, enggak nyesel?”
>>lalu mengaduk minuman
Ini adalah tipe teman yang merasa kalau ada banyak pilihan
di luar sana yang bisa dipilih. Dan merasa di usia 29 ada banyak kegiatan
menyenangkan yang bisa dilakukan oleh seorang cewek single atau lagi mencari calon pasangan.
“Yah, malah kamu duluan”
>>lalu menunduk
Teman yang menjawab dengan kalimat ini adalah teman yang
jujur. Dengan jujur dia mengungkapkan rasa kecewanya karena saya yang enggak
pernah ngomongin pernikahan malah tiba-tiba nikah duluan dari dia, yang
jelas-jelas pengen nikah sejak beberapa tahun lalu. Dan saya maklum. Masuk akal
banget seseorang bereaksi seperti ini.
“Alhamdulillah!”
>>lalu memeluk
Ini adalah tipe teman yang sedikit religius dan berhati besar. Enggak tahu ada hubungannya atau enggak, teman yang merespon dengan kata ini adalah teman-teman yang sudah menikah. Dan biasanya dilanjutkan dengan “gimana persiapannya?” Ha-ha-ha. Mungkin mereka sudah merasakan betapa nikmatnya menikah, jadi berseru Alhamdulillah? Termasuk ibunya Irfan yang merespon dengan cara ini dan langsung basah matanya. Sambil memeluk dan mencium anaknya. Dan saya, nonton, dengan awkward. Kenapa awkward? karena sifat seorang INTJ. Soal ini akan saya tulis terpisah, nanti. Kapan-kapan.
Ini adalah tipe teman yang sedikit religius dan berhati besar. Enggak tahu ada hubungannya atau enggak, teman yang merespon dengan kata ini adalah teman-teman yang sudah menikah. Dan biasanya dilanjutkan dengan “gimana persiapannya?” Ha-ha-ha. Mungkin mereka sudah merasakan betapa nikmatnya menikah, jadi berseru Alhamdulillah? Termasuk ibunya Irfan yang merespon dengan cara ini dan langsung basah matanya. Sambil memeluk dan mencium anaknya. Dan saya, nonton, dengan awkward. Kenapa awkward? karena sifat seorang INTJ. Soal ini akan saya tulis terpisah, nanti. Kapan-kapan.
“Jadi, mau gimana rencana resepsinya?
>>lalu serius
Enggak ada kok, teman yang langsung nanya kayak gini. Cuma
ibu saya yang langsung berharap Irfan punya jawaban konkrit. Untung dia punya.
Saya sih senyum-senyum aja, memberi semangat. Go, Irfan!
Kamu, tipe teman yang mana?
Comments
Post a Comment